"Bisa dibayangkan berapa (permintaan daging) pada saat daya beli kita naik, pertumbuhan ekonomi kita naik, otomatis konsumsi daging kita juga akan naik. Tinggal bagaimana peran kita di BUMN untuk memenuhi hal tersebut," ujar Harry.
Sebagai gambaran, konsumsi daging sapi Indonesia pada 2021 sekitar 717.750 ton per tahun atau tumbuh 2,8 persen. Namun, produksi daging sapi dalam negeri hanya sebesar 437.783 ton per tahun atau tumbuh 23 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Harry menyampaikan Indonesia melakukan impor daging beku sebesar 279,97 ribu ton per tahun.
Rinciannya, 100.000 ton daging kerbau dari India, 120.000 ton daging sapi dari Brasil, dan 59,97 ribu ton daging sapi dari Australia dan Selandia Baru. Selain itu, Indonesia juga melakukan importasi 518.000 ekor sapi bakalan per tahun dari Australia.
"Kekurangan yang hampir 300.000 ton disuplai lewat dari daging impor, baik penugasan kepada Bulog yang rata-rata 100.000 ton daging kerbau India, Berdikari rata-rata 20.000 ton daging sapi beku dari Brasil, dan yang lainnya itu swasta ambil dari Australia, Jepang, AS. Ini kondisi faktanya," tutur Harry.