"Target ini difokuskan kepada rumah tangga PLN bersubsidi pada lokasi di luar Jargas dan DME (dimethyl ether)," ujar Munir.
sementara bagi PLN, konversi kompor induksi ini untuk optimalisasi pemanfaatan reserve margin PLN di waktu memasak pagi dan sore hari (05.00-17.00), di mana hal ini setara 3,2 gigawatt (GW) dengan potensi pendapatan Rp1,8 triliun per tahun.
Munir menuturkan, PLN telah melakukan kajian terhadap dampak dari konversi 19 juta pengguna kompor LPG ke kompor induksi rumah tangga subsidi di lokasi yang tidak dilalui jaringan gas dan DME. Berdasarkan kajian tersebut, pada 2030, ketika pengguna kompor induksi mencapai 19 juta pengguna maka akan meningkatkan belanja lokal dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,5 persen.
Sementara itu, pemerintah memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk mendorong program konversi kompor induksi listrik sebesar Rp2,85 triliun untuk 2 juta pengguna.
"Anggaran pemberian gratis kompor induksi beserta utensilnya sebesar Rp2,4 triliun dan pemberian subsidi atas tambahan pemakaian listrik kompor induksi sebesar Rp456 miliar," ucap Munir.