NEW DELHI, iNews.id - Krisis yang melanda Grup Adani meningkat pada Senin (6/2/2023) ketika ratusan anggota partai oposisi India turun ke jalan. Mereka mendesak dilakukan penyelidikan atas tuduhan oleh Hindenburg Research terhadap grup terbesar di India hingga memicu kerugian besar.
Mengutip Reuters, saham perusahaan milik Gautam Adani terjun bebas sejak laporan Heidenberg Reserch pada 24 Januari 2023 lalu. Adapun kerugian kumulatif nilai pasar kumulatif konglomerat itu mencapai 110 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.671 triliun. Hal ini memicu kekhawatiran penularan di sektor keuangan yang lebih luas.
Partai-partai oposisi sebelumnya telah meminta untuk melakukan peyelidikan terhadap perusahaan Grup Adani setelah Hindenburg Research menuduh mereka melakukan berbagai praktik penipuan. Mereka juga mempertanyakan kedekatan Perdana Menteri India Narendra Modi dengan Adani.
Adani menolak tuduhan Hindenburg Research. Di sisi lain, pemerintah Modi juga membantah tuduhan mendukung Adani.
Di New Delhi, para pengunjuk rasa mengangkat spanduk, melemparkan uang kertas palsu ke udara dan meneriakkan slogan-slogan menentang Adani. Beberapa dari mereka membakar koper berlogo State Bank of India (SBI) serta foto Adani dan Modi. Bahkan beberapa di antaranya nekat menerobos barikade, sehingga memaksa polisi menahan mereka.
"Orang biasa telah menginvestasikan uangnya di perusahaan pengusaha (Gautam Adani) dan pemerintah berusaha menyelamatkannya. Pemerintah mendukung pengusaha (Adani) dan bukan orang biasa," kata Sekretaris Jenderal Komite Kongres Uttar Pradesh Shiv Panday.