Kendati demikian, sebagian negara itu terkena dampak yang lebih buruk dibanding lainnya. Ketua Asosiasi Pengecer Bensin (PRA) Brian Madderson, yang mewakili hampir 5.500 dari 8.300 SPBU di Inggris mengatakan, Skotlandia, bagian utara Inggris, dan sebagian Midlands mulai stabil. Namun, yang masih menjadi masalah adalah wilayah London dan Inggris tenggara, di mana bahan bakar masih langka.
Data terbaru PRA pada Sabtu (2/10/2021) menunjukkan sekitar 16 persen dari 1.000 lebih lokasi SPBU masih tidak beroperasi akibat kekurangan persediaan. Namun, persentase tersebut sudah membaik dibandingkan Jumat (1/10/2021) sebesar 27 persen.
"Jauh lebih baik di wilayah utara dan Skotlandia, tetapi London dan wilayah tenggara masih jadi area kritis hingga pekan depan," ujar Madderson, dilansir dari Reuters.
Data juga menunjukkan setidaknya 68 persen lokasi SPBU baik bensin maupun solar sudah memiliki persediaan yang cukup serta siap untuk melayani pembeli.
Krisis energi di Inggris sempat menjadi sorotan media internasional belakangan ini sebagai imbas dari kenaikan harga komoditas dan minimnya pasokan. Hal ini sempat menimbulkan kekacauan, panic buying, perkelahian hingga penimbunan ilegal oleh warga sipil.