Kue Bolen Milik Pasutri asal Malang Tembus Pasar Eropa, Raup Omzet Rp70 Juta per Bulan

Avirista Midaada
Proses produksi Bolen Malang yang merambah pasar Eropa. (Foto: Avirista Midaada/MNC Portal)

MALANG, iNews.id - Bolen produksi UMKM asal Malang merambah pasar ekspor Asia Timur hingga Eropa. Bolen yang dikelola oleh pasangan suami istri (pasutri) Sony Darmawan dan Ismiati Solihah ini telah merambah pasaran mancanegara.

Bolen khas Malang, demikian tagline yang diusung dari produksi rumahan Jalan Borobudur Agung Timur 7 A Nomor 18 Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, memiliki rasa khas apel dan pisang Malang.

Rasa bolennya cukup khas, apalagi rasa Apel Manalagi khas Malang. Sementara di rasa pisang cokelat, rasa pisang agung dari Dampit, Kabupaten Malang, begitu terasa. Sensasi dua buah asal Malang ini memang membedakan Bolen Malang dengan bolen-bolen asal Bandung, serta daerah-daerah lain.

Pemilik usaha bolen, Ismiati Solihah mengatakan, dia memulai usahanya pada tahun 2018 dengan modal Rp10 juta. Saat itu dirinya yang sering membuat kue-kue kering, berinisiatif membuat bolen karena bisa dimakan tak bergantung musiman.

"Kalau kue-kue kering kan musiman, lakunya kalau lebaran sama natal. Terus akhirnya berpikir, buat apa ya, kebetulan saya suka bikin kue, dan akhirnya ada resep diotak-atik. Dicoba, ditawari dulu selalu bawa produk untuk tester, dikasih beli," ucap Ismiati saat ditemui di rumah produksi.

Pasangan suami istri (pasutri) Sony Darmawan dan Ismiati Solihah pemilik Bolen Malang. (Foto: Avirista Midaada/MNC Portal)

Perlahan tapi pasti, produksi bolen di tahun 2018 mulai meningkat. Bahkan kini Ismi dan tiga karyawannya di produksi mampu membuat 50 boks hingga 200 boks per harinya, dengan satu boksnya berisikan 10 potong kue bolen.

"Kalau per bulannya bisa bulan 3.000-5.000, libur panjang gini sampai 6.000 sebulan, luar biasa banyak, pernah sampai nolak-nolak, karena enggak nututi tenaganya," kata dia.

Sejumlah kota besar di Indonesia menjadi pangsa pasar domestik kue bolen ini. Menurutnya, nyaris seluruh wilayah Jawa Timur sudah pernah menjadi pasarnya, dan juga Bali. Setidaknya ada 11 toko oleh-oleh yang menjual produk bolen.

Kemudian di Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta, bahkan Ismi menyebut pernah mengirim bolen itu ke Pulau Kalimantan hingga Sulawesi. 

"Ketika pandemi itu ramai-ramainya kirim ke Hongkong, itu pengiriman reguler, sebelum pandemi sudah mulai. Sekarang setelah pandemi masih tetap ada pengiriman reguler, terakhir itu ngirim 70 boks, setiap boksnya isi 10 bolen. Di sana ada reseller, biasanya dijual lagi, terus ke Malaysia juga, kemarin sempat difotokan bolennya sampai Malaysia," ucapnya.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
3 jam lalu

Prabowo Serukan Penguatan UMKM hingga Lawan Kejahatan Lintas Batas di KTT APEC

Belanja
24 jam lalu

UMKM Hadapi Tantangan, Pinjaman Tanpa Bunga Dibutuhkan Pelaku Usaha Kecil

Nasional
1 hari lalu

Menko Airlangga Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus Rp6.657 Triliun di 2030

Bisnis
2 hari lalu

Pegiat UMKM Apresiasi Pelatihan dari MNC Peduli: Tambah Pengetahuan dan Bermanfaat

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal