Selain itu, Erick juga meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi rumah bagi pengembangan ekosistem industri halal Indonesia.
"Jadi tidak ada lagi cerita antarbank BUMN rebutan nasabah, sudah enggak zamannya lagi, ini waktu kolaborasi, bukan lagi jalan sendiri-sendiri," ucap Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Erick menilai pertumbuhan kinerja tidak hanya berdampak positif bagi bank-bank BUMN, melainkan juga dampaknya yang luas bagi bangsa dan masyarakat. Dengan keuntungan yang meningkat, maka kontribusi bank BUMN untuk negara, baik dalam bentuk pajak, dividen, atau bagi hasil, juga akan meningkat. Erick berharap tren kinerja positif ini dapat terus terjaga hingga akhir tahun.
"Kalau pada tahun buku 2021, negara mendapatkan setoran dividen mencapai Rp24,56 triliun dari bank-bank BUMN, kita optimistis dividen untuk 2022 akan jauh lebih besar. Dengan pemasukan ini, pemerintah akan lebih masif lagi dalam menyalurkan ke program-program kerakyatan guna akselerasi pemulihan perekonomian nasional," tuturnya.
Mantan Presiden Inter Milan itu sendiri menugaskan Himbara untuk fokus membantu pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan terhadap sektor UMKM. Dibandingkan negara-negara tetangga, ucap Erick, proporsi pembiayaan UMKM yang sebesar 20 persen masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 50 persen.
"Himbara ini tumpuan utama pemerintah dalam menggenjot peningkatan pembiayaan untuk UMKM. Hingga saat ini, kontribusi KUR Himbara terhadap KUR nasional sudah mencapai Rp260 triliun dari total KUR yang sebessr Rp282 triliun. Artinya, 92,4 persen datang dari Himbara, ini yang akan terus kita dorong," ujar Erick.