Namun jauh sebelum perang Rusia-Ukraina, rantai pasokan pangan global sudah terganggu oleh perubahan iklim, yang telah mendorong harga pangan ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Pada Maret 2022, Program Pangan Dunia PBB mengumumkan jumlah orang di ambang kelaparan telah melonjak menjadi 44 juta jiwa dari 27 juta jiwa pada 2019. Hal itu, disebabkan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 dan krisis pangan akibat perubahan iklim.
Itu sebabnya, pasokan gandum India menjadi salah satu harapan dunia. Namun produsen gandum terbesar kedua dunia setelah China itu, telah melarang ekspor gandum karena ancaman gelombang panas.
India menyatakan akan memproduksi lebih dari 100 juta metrik ton gandum untuk memberi makan 1,3 miliar penduduknya. Dengan kata lain, India mengutamakan keamanan pasokan gandum untuk kebutuhan domestik.
Linda Thomas-Greenfield mengatakan sikap proteksi nengara-negara penghasil komoditas pangan dapat memperburuk kekurangan pangan global, dan meningkatkan jumlah orang di ambang kelaparan.