Rekening fiktif pun dibuat Andi yang mendapat dukungan dari sang sales perumahan. Pendapatannya dibuat sekitar Rp12 juta. Namun sayang, biaya pembuatan rekening yang menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp3 juta itu ditolak oleh perbankan lantaran tidak sesuai aslinya.
Karena kepalang tanggung, Andi terus melangkah untuk mencari uang muka tambahan yang menjadi satu-satunya solusi melangsungkan akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di perbankan.
"Bangunan rumah sudah hampir jadi dan harus sudah akad. Kalau cicilan sekitar Rp3 juta itu harus DP Rp100 juta berikut BPHTB. Uang baru ada Rp60 juta," katanya.
Andi terus mencari hingga akhirnya dalam satu bulan dia bisa mendapatkan tambahan sekitar Rp30 juta. Entah bagaiamana caranya. Terpenting kata dia, tidak merampok atau melakukan kriminal dalam mendapatkan uang itu.
"Nekat dah tuh akad dengan cicilan Rp3 juta. Gaji cuma Rp4 juta. Sisanya buat istri. Istri memang kerja, tapi kalau urusan rumah saya komitmen untuk tidak membebani keuangan dia," katanya.
Perjuangan Andi belum berakhir demi melunasi cicilan rumah. Namun, dia mengucap syukur. Meskipun sudah hampir dua tahun ini gajinya habis dialihkan untuk membayar cicilan rumah, dia tetap bisa melanjutkan hidup bersama keluarga kecilnya. Dia juga tidak membebani orang terdekatnya.
Baca pembahasan mengenai Hunian Milenial dan Gen Z selengkapnya di IDXchannel.com melalui link berikut https://www.idxchannel.com/tag/hunian-milenial