Selain itu, Janu Putra Sejahtera juga bakal gencar mengembangkan teknologi peternakan modern. Dalam hal ini, perseroan telah bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Belanda untuk mengembangkan teknologi kandang yang lebih steril.
“Jadi orang itu jarang di dalam kandang, telurnya nanti diambil oleh mesin. Kemudian untuk pemberian pakan, itu dari luar juga, jadi benar-benar steril di dalam kandang,” ujar Fadhl.
Terkait IPO di BEI, Janu Putra Sejahtera berpotensi memperoleh dana segar sebesar Rp80 miliar. Perihal penggunaan dana, sebesar Rp40,63 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta.
Selanjutnya, sebesar Rp15,52 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dan pembangunan fasilitas hatchery baru, di mana pembelian beberapa bidang tanah berikut pembangunan fasilitas dimaksud merupakan satu rangkaian transaksi.
Kemudian, sebesar Rp11,53 miliar akan digunakan untuk pelunasan seluruh utang usaha perseroan kepada PT Janu Putra Abadi (JPA) selaku entitas asosiasi perseroan dimana penyertaan perseroan adalah sebesar 20% di JPA.
"Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, namun tidak terbatas untuk pembelian parent stock day-old-chicks (DOC)," ungkap Fadhl.
Dia menambahkan, untuk memproduksi DOC ayam broiler, perseroan membutuhkan parent stock (PS) di mana PS tersebut nantinya akan memproduksi atau menelurkan DOC ayam broiler.