Pembangunan pembangkit ini menelan biaya investasi sebesar Rp9 miliar. Perusahaan mendapat subsidi 40 persen dari JCM yang merupakan lembaga donor negara Jepang yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Paulus Adi Wahono, Presiden Direktur PT ATW Sejahtera, produsen panel surya lokal, mendorong industri untuk memanfaatkan sumber energi surya dalam menjalankan kegiatan produksinya.
Menurut Paulus, ada tiga keuntungan menggunakan panel surya. Pertama penghematan listrik. Sistem panel surya dapat mengurangi tagihan listrik dengan mengggunakan cahaya matahari sebagai tambahan sumber energi.
Kedua, kepastian harga listrik. Dengan panel surya, kita tidak perlu khawatir dengan tren harga listrik yang meningkat dengan adanya produksi listrik milik sendiri dari cahaya matahari.
“Ketiga, energi terbarukan. Kita turut serta dalam kampanye go green, membantu menjaga kelestarian lingkungan di atap rumah sendiri dengan menggunakan sumber energi yang terbarukan dan tanpa polusi,” katanya.
Asisten Wakil Menteri Bidang Kerja Sama Pembiayaan, Kemenko Perekonomian, Rizal Edwin Manansang mengatakan, skema JCM merupakan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Jepang.
“Kami sangat mendukung upaya sejenis dalam pemanfaatan subsidi dari pemerintah Jepang dalam rangka kegiatan penurunan emisi untuk pencegahan perubahan muka bumi,” ujarnya.