JAKARTA, iNews.id - Kontribusi sektor industri dalam penggunaan energi listrik tenaga surya terus meningkat seiring banyaknya pelaku industri yang mulai menggunakan listrik tenaga surya sebagai energi alternatif.
Hal ini sejalan dengan target pemerintah memacu penggunaan energi surya sebesar 5.000 megawatt (MW) pada 2019. Salah satu perusahaan yang mulai menggunakan energi surya yaitu PT Indesso Aroma, perusahaan di sektor industri aroma dan olahan pangan.
Perusahaan berorientasi ekspor ini memasang pembangkit listrik tenaga surya sebesar 500 KW. Pembangkit ini memanfaatkan skema Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia–Jepang sehinggai diharapkan mampu mereduksi emisi karbondioksida hingga 401 ton per tahun.
Presiden Direktur Indesso Aroma, Robby Gunawan menilai, industri harus memberikan kontribusi dalam menjaga lingkungan akibat berbagai polusi yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor dan pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil, batu bara, dan migas.
“Hal ini sejalan dengan visi misi perusahaan kami, serta komitmen berwawasan lingkungan dari hulu hingga hilir. Sebab itu, kami memasang pembangkit listrik tenaga surya di pabrik kami di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat,” ujarnya, Sabtu (12/5/2018).