KUALA LUMPUR, iNews.id - Malaysia diperkirakan akan menghabiskan 77,3 miliar ringgit atau setara Rp260,4 triliun untuk subsidi dan bantuan tunai pada 2022. Itu merupakan angka subsidi terbesar dalam sejarah Malaysia yang digunakan untuk meredam dampak kenaikan harga.
Harga barang-barang di Malaysia telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena gangguan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan dampak perang Rusia-Ukraina. Inflasi makanan pada Mei lalu naik 5,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan yang tertinggi sejak November 2011.
Mengutip Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zahrul Aziz mengatakan, Malaysia diproyeksikan menghabiskan 51 miliar ringgit untuk subsidi konsumen, termasuk bahan bakar, listrik, dan makanan. Anggaran itu dengan asumsi harga komoditas tetap pada level saat ini.
Semenatra itu, pemerintah Malaysia juga telah menyalurkan bantuan tunai senilai 11,7 miliar ringgit dan subsidi lainnya senilai 14,6 miliar ringgit.
Malaysia menyatakan akan mengucurkan hampir 400 juta dolar AS bulan ini untuk membantu rumah tangga mengatasi kenaikan makanan dan biaya hidup. Awal Juni lalu, dikatakan peningkatan pendapatan pemerintah dari kenaikan harga komoditas tidak cukup untuk mengimbangi lonjakan belanja subsidi tahun ini.