China berada di urutan pertama dengan membatasi 981 rute perjalanan global. Posisi keddua ditempati Amerika Serikat yang menerapkan pembatasan untuk 456 rute perjalanan internasional.
Selanjutnya Inggris membatasi 252 rute perjalanan global, disusul Jerman dan Italia yang sama-sama membatasi 248 rute perjalanan global, sekaligus menjadi yang tertinggi di kawasan Eropa.
"Sebaliknya, ada 33 negara yang menerapkan pembatasan rute perjalanan global di angka satu digit, bahkan Kolombia di angka nol atau sama sekali tidak memberi pembatasan rute perjalanan internasional," bunyi laporan yang dikutip Forbes, Selasa (7/9/2021).
Laporan itu juga menyebutkan bahwa harapan banyak orang untuk segera melakukan perjalanan di empat bulan terakhir pada tahun ini, seiring liburan musim dingin nampaknya harus ditunda.
Hal itu, disebabkan memasuki September 2021, sejumlah negara kembali menerapkan pembatasan perjalanan global baru, setelah sempat dilonggarkan pada Juni 2021.
Uni Eropa mulai memberlakukan pembatasan baru, khususnya kepada pelancong dari Amerika Serikat, dengan persyaratan peningkatan pengujian dan karantina.
Australia baru saja memperpanjang larangan perjalanan internasional baik ke dalam dan ke luar, hingga 17 Desember 2021. Beberapa maskapai penerbangan berharap larangan itu akan dilonggarkan sebelum masa liburan Natal tahun ini.