Clarissa mengatakan, perusahaan justru khawatir dengan kondisi daya beli masyarakat yang belum pulih. Pada tahun lalu, pertumbuhan rata-rata penjualan tiap gerai (same store sales growth) turun 1,2 persen. Pada tahun ini, Matahari Department Store menargetkan penjualan rata-rata tiap gerai tumbuh antara 4-6 persen.
Sebelumnya, Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap pelemahan rupiah tidak berlangsung lama, karena bisa merugikan pelaku usaha.
“Kalau (pelemahan rupiah) tidak teratasi, kita akan merasakan di kuartal berikutnya,” kata Roy.
Sejauh ini, kata dia, pelaku usaha ritel masih bertahan, sehingga belum menaikkan harga jual produknya. Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya kenaikan harga bila rupiah terus bertahan di level saat ini dalam kurun waktu yang lama.
Roy berharap pemerintah bersama Bank Indonesia bisa segera mengatasi kondisi ini dengan menerapkan kebijakan baik fiskal maupun moneter, supaya rupiah kembali menguat. Secara umum, dia menargetkan industri ritel tahun ini bisa tumbuh antara 5 – 6 persen, lebih cepat dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 3,7 persen.