Mau Divaksinasi DBD? Berikut Syarat dan Kisaran Harganya

Wahyudi Aulia Siregar
Dokter dari Klinik Spesialis Anugerah, dr Fitriani Susanti Peranginangin dari acara seminar edukasi bertema 'Mengenal Demam Berdarah & Pencegahannya' di Kota Medan, Sabtu (25/11/2023). (Foto: Wahyudi Aulia Siregar/MPI)

MEDAN, iNews.id - Selain dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, upaya pencegahan demam berdarah dengeu (DBD) kini juga dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Metode vaksinasi ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia bebas DBD di 2030 mendatang.

Dokter dari Klinik Spesialis Anugerah, dr Fitriani Susanti Peranginangin menuturkan, saat ini terdapat dua jenis vaksinasi DBD yang kerap digunakan rumah sakit ataupun klinik. Dua jenis vaksin ini dikategorikan berdasarkan kelompok usia pasien yang akan divaksin.

Vaksin jenis pertama diperuntukkan bagi kelompok usia 9-18 tahun. Jenis vaksin ini disuntikkan sebanyak 3 kali dengan jarak masing-masing suntikan selama 6 bulan. Sedangkan vaksin jenis kedua, untuk kategori usia 6-45 tahun.

"Vaksin yang usia 6-45 ini yang terbaru. Dia hanya disuntikkan 2 kali dengan jarak tiga bulan. Harganya juga lebih murah, sekitar Rp1 jutaan. Sementara vaksin untuk usia 9-18 tahun harganya lebih dari Rp2 juta. Lebih mahal karena dosisnya juga lebih banyak sampai tiga suntikan," ujar Fitriani usai seminar edukasi bertema 'Mengenal Demam Berdarah & Pencegahannya' di VIP Room Dawala, Restoran Koki Sunda, Jalan Hasanuddin, Kota Medan, Sabtu (25/11/2023).

Seminar edukasi bertema 'Mengenal Demam Berdarah & Pencegahannya' ini merupakan hasil kerja sama MNC Life Assurance bersama Klinik Spesialis Anugerah Medan dan PT Takeda.

"Saat ini kita bekerjasama denggan MNC Life. Kita membantu nasabah terpilih dari MNC Life untuk divaksinasi agar aman. Asuransi bukan hanya untuk pengobatan, tapi kita bantu jga dengan vaksinasi," tuturnya.

Untuk mendapatkan vaksinasi, kata Fitriani, ada empat kriteria yang harus dipenuhi oleh pasien. Pertama pasien tidak memiliki gangguan imunitas, seperti mengidap penyakit yang harus dikemoterapi. Kedua, pasien tidak mengalami gejala seperti HIV/AIDS atau sedang terjangkit penyakit tersebut.

"Ketiga, tidak sedang menyusui bagi pasien Ibu, dan tidak memiliki riwayat alergi atau ketidakcocokan dengan komponen di dalam vaksin, bagi pasien yang pernah divaksin DBD," ucapnya.

Fitriani menjelaskan, pasien yang terjangkit DBD biasanya mengalami demam dengan rasa nyeri di bagian mata, sendi dan tulang. Pasien kerap kali juga mengalami mual dan muntah.

"Untuk indikasi awal. Kalau mengalami seperti itu, sebaiknya segera ke dokter untuk diperiksa. Biasanya dokter akan memberikan terapi untuk tiga hari. Jika setelah tiga hari tidak ada perubahan, meski demam menurun, sebaiknya tetap ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah. Karena kalau sudah seperti itu biasanya positif DBD," ujarnya.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Health
16 jam lalu

DBD Hantui Indonesia! Wamenkes Beberkan Cara Mencegahnya

Nasional
17 jam lalu

131.393 Orang Indonesia Kena DBD Sepanjang 2025, Karawang Mendominasi!

Keuangan
23 jam lalu

MNC Life Gelar Literasi Keuangan untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen MNC University

Health
3 hari lalu

Menaruh Batang Sereh di Kasur Efektif Cegah DBD? Ini Kata Dokter

Health
3 hari lalu

Lagi Puncak Musim Hujan, Waspada Anak-Anak Kena DBD!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal