JAKARTA, iNews.id - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah merestrukturisasi kredit 2.634.901 debitur yang terdampak Covid-19 hingga 31 Mei 2020. Nilai kredit yang direlaksasi mencapai Rp160,5 triliun.
"Bantuan keringanan ini kami berikan kepada nasabah yang paling banyak yaitu di sektor mikro, itu sampai 1,2 debitur yang sudah kami bantu," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso, Selasa (16/6/2020).
Mantan dirut Pegadaian itu mengatakan, debitur BRI yang telah memperoleh relaksasi didominasi oleh debitur kredit mikro 1.281.734. Dari sektor ini, nilai kredit mencapai Rp60,61 triliun.
Sedangkan relaksasi dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai 1.231.603 debitur senilai Rp21,91 triliun. Lalu, ada juga relaksasi keringanan untuk kredit ritel sebanyak 90.609 ribu debitur, dengan total baki kredit Rp67,76 triliun.
Selanjutnya pada segmen consumer sebanyak 30.877 debitur senilai Rp8,42 triliun, dan pada segmen menengah korporasi 69 debitur senilai Rp1,83 triliun.
Dia mengaku, relaksasi kredit memberikan tekanan bagi likuiditas BRI. Dengan begitu, profitabilitas perusahaan dalam jangka pendek akan berkurang karena pembayaran cicilan tertunda.
“Kita tentu punya strategi-strategi tertentu untuk bertahan di tengah krisis ini, saya yakin BRI punya peluang untuk bisa keluar dari krisis ini, yang dibutuhkan adalah leadership yang kuat," kata Sunarso.