JAKARTA, iNews.id - Disrupsi teknologi yang terjadi pada industri perbankan dinilai tak akan membuat kantor cabang hilang sepenuhnya. Namun, digitalisasi kemungkinan akan berdampak pada tenaga kerja.
Wakil Presiden Direktur BCA, Suwignyo Budiman mengatakan, layanan bank selalu mengikuti kebutuhan nasabah. Saat ini, nasabah BCA masih membutuhkan kantor cabang karena tak semua layanan perbankan bisa dilakukan secara digital. Salah satunya penarikan atau penyetoran uang tunai dalam jumlah besar.
"Kalau kita mau setor uang, kalau setornya sedikit Rp1-2 juta dia taruh di ATM setor dan tarik tunai, tapi kalau mau setor Rp100 juta mau nggak mau harus ke cabang, atau mau tarik Rp50 juta mau nggak mau harus datang ke cabang," ujar Suwignyo, Senin (15/6/2020).
Pria yang berkarier di BCA sejak 1975 itu menambahkan, layanan lain yang belum bisa dilakukan secara digital yaitu pinjaman dalam jumlah besar. Berbeda dengan pinjaman kecil yang bisa dilakukan lewat online, pinjaman besar butuh screening KYC (know your customer) yang ketat.
"Kita bayangkan perusahaan mau pinjam uang, bagaimana collateral (agunan), bagaimana negosiasi, dan juga kita harus diskusi bentuk pinjamannya, cashflow (arus kas) seperti apa, dan informasi keuangan seperti apa, nah ini kita perlu diskusi dan negosiasi dan kita perlu ketemu face to face (langsung) di cabang," tuturnya.