Dalam hal membentuk sumber pertumbuhan baru, pihaknya memberi contoh pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan wujud komitmen BRI untuk go smaller.
Sejak resmi terbentuk setahun lalu, Holding UMi setidaknya telah melayani kebutuhan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp183,9 triliun per Agustus 2022.
Tak hanya dari sisi pembiayaan, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Bentuk integrasi layanan lainnya dapat tercermin dari PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.
Adapun nasabah tabungan baru UMi telah mencapai 6,85 juta nasabah atau melampaui target awal sebanyak 3,3 juta nasabah pada 2022.
“Strategi pertumbuhan BRI ada dua, yang pertama mengikuti nasabah yang ada (existing) di BRI tapi dibantu untuk naik kelas, yang kedua adalah BRI harus mampu menjangkau yang lebih kecil lagi atau “go smaller” jadi karena kita punya strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada, kebawah kita cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru, maka ‘go smaller’, dari situlah kita membuat konsep membentuk holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian,” ujarnya.
Pemulihan Ekonomi
Perjalanan BRI Group dalam mencapai visi tersebut tentu banyak dihadapkan dengan tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 hingga gejolak ekonomi global. Oleh karenanya, selama pandemi, strategic response yang dilakukan BRI adalah dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.
“Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” tuturnya.