“Meski berbagai tantangan silih berganti, patut disyukuri bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5 persen selama tiga triwulan berturut-turut, termasuk di kuartal II 2022. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai target 5,2 persen di 2022, dan pada 2023
pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 5,3 persen," ungkap Menko Airlangga.
Dia menjelaskan, peningkatan juga terjadi pada sector penanaman modal kuartal II 2022 dengan realisasi mencapai Rp302,2 triliun dan mampu menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 320.534 tenaga kerja.
Adapun capaian investasi tersebut berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138 triliun.
“Tingkat resiliensi Indonesia cukup tinggi dan relatif lebih kuat. Kami pun masih mencermati capital flow dari sisi ekuitas masih pada posisi net inflow karena kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Namun saat ini, Indonesia masih harus mewaspadai risiko kenaikan inflasi,” ujar Menko Airlangga.
Terkait dengan inflasi, Menko Airlangga menyebutkan bahwa inflasi pada bulan September 2022 yang terjadi akibat kenaikan sejumlah harga barang telah mampu diatasi dengan adanya penurunan harga komoditas hortikultura yang turut menjadi shock absorber bagi penanganan inflasi pada sektor pangan.