“Untuk mengatasi dilema ini, kita harus menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan, serta berinvestasi dalam pelatihan dan reskilling pekerja. Hanya dengan begitu, transisi energi ini dapat disebut adil,” ujar Airlangga.
Transisi energi yang adil dan terjangkau menuju ekonomi hijau dapat menghasilkan hingga 26 triliun dolar AS dalam net benefits dan 65 juta pekerjaan bernilai tinggi pada tahun 2030. Namun dibutuhkan biaya besar untuk mencapainya.
"Misalnya, dibutuhkan sekitar 25 miliar dolar AS untuk menurunkan 5,5 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia secara bertahap atau setara dengan seperempat dari pendanaan iklim tahunan yang dijanjikan oleh negara maju kepada negara berkembang," tuturnya.
Menanggapi hal ini, Airlangga menegaskan pentingnya negara-negara maju untuk memenuhi komitmen dalam penyediaan dana guna mendukung transisi energi global setiap tahunnya.