Airlangga menjelaskan kerja sama tidak mungkin dilakukan dengan negara berpenduduk lebih banyak dari Indonesia karena mereka pasti akan mementingkan negaranya masing-masing.
"Mereka mempunyai kebutuhan sendiri, seperti India atau China yang punya demand lebih dari satu miliar, maka otomatis mereka akan mementingkan negaranya masing-masing," katanya.
Dia menjelaskan negara berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia, seperti Korea, Prancis, dan Denmark merupakan mitra ideal karena mereka membutuhkan pasar yang besar.
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin di Indonesia dipimpin PT Bio Farma yang merupakan BUMN. "Kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat, artinya tidak tertinggal dari negara lain. Kita mengembangkan vaksin Indonesia sendiri yang efektif untuk virus yang beredar di Indonesia," katanya.
Bambang menyatakan Indonesia dengan lebih dari 250 juta jiwa membutuhkan sekitar 250 juta sampai 300 juta ampul jika ingin vaksinasi terhadap dua per tiga dari total penduduk Indonesia.