Gelaran offline seperti bazaar di USS ini juga menjadi ruang-ruang yang sangat mereka andalkan, di mana dalam dua tahun terakhir akibat terjadinya pandemi COVID-19, praktis ruang-ruang itu jauh berkurang.
"Di saat pandemi ada, mereka tentu kesulitan. Kalau 'pemain' besar ada mal dan mereka boleh buka dengan protokol tertentu. Padahal, event seperti ini juga tidak beda, seperti mal, karena kita menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ucap Sayed.
Jika pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya USS dirangkai dengan kegiatan musik dan lainnya, di penyelenggaraan kali ini hal tersebut dihilangkan. Penjualan tiket juga dilakukan dengan kuota terbatas dan daring. Pengunjung yang masuk pun dibatasi dengan pemberlakuan jam kunjung tertentu.
"Jadi, kita mau membuktikan bahwa event eksibisi ini bisa berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. Harapan kita, semoga ke depannya event-event seperti ini bisa berlangsung di berbagai kota Tanah Air lainnya," kata Sayed.
Dia pun menyampaikan terima kasih atas pendampingan dan dukungan dari Kemenparekraf/Baparekraf ke depan.
"Terima kasih Pak Menteri untuk support-nya. Mudah-mudahan tahun depan industri kreatif bisa bangkit di 2022," ujar Sayed.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf/Baparekraf, Joshua Simanjuntak; Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya; serta Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif, Yuana Rochma Astuti.