Mentan menuturkan, ketiga isu prioritas tersebut saling berkaitan dan dibutuhkan sentuhan teknologi serta inovasi dalam mewujudkannya. “Dalam konteks implementasinya, kita yakini bahwa teknologi dan inovasi menjadi kunci utama dalam upaya pengembangan sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan.
"G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain," ucap Sri Mulyani.
JFAMM dilakukan sebagai tindaklanjut hasil pertemuan Deputi Keuangan dan Pertanian G20 atau Joint Finance and Agriculture Deputies Meeting (JFADM) pada tanggal 3 Oktober lalu. Pertemuan tingkat Menteri yang pertama ini diharapkan dapat menjadi dasar koordinasi erat untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan ke depan.