"Pokoknya (insentif) lebih dari yang lain, kan ada Inflation Reduction Act itu yang menyebabkan investor banyak lari ke sana," ucap Arifin.
Sementara itu, Air Products and Chemicals, Inc tidak hanya keluar dari proyek kerja sama dengan PT Bukit Asam (PTBA) dan Pertamina terkait gasifikasi batu bara menjadi DME. Namun juga memutuskan hengkang dari proyek batu bara di Indonesia lainnya, yaitu proyek gasifikasi batu bara menjadi etanol dengan perusahaan Bakrie Grup, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.
Kendati demikian, Arifin memastikan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME akan tetap berjalan. DME sendiri merupakan salah satu jenis alternatif bahan bakar pengganti LPG.
"DME tetap harus jalan dong, entah (proyek) DME yang mana, pokoknya harus jalan," kata dia.