JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produk-produk perikanan dalam negeri bisa bersaing di pasar global. Sejumlah langkah telah dijalankan KKP di antaranya mempermudah layanan perizinan dan sertifikasi yang menjadi syarat produk perikanan bisa dipasarkan ke luar negeri.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan hadir mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia agar bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Sabtu (17/4/2021).
Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia. Total ekspor produk perikanan tahun 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,8 triliun dimana 4,84 miliar dolar AS di antaranya berasal dari ikan konsumsi.
Berdasarkan data sementara BPS, nilai ekspor produk perikanan pada Maret 2021 mencapai 476 juta dolar AS atau meningkat 19 persen dibandingkan nilai ekspor produk perikanan Februari 2021 dan meningkat 12 persen apabila dibandingkan nilai ekspor Maret tahun sebelumnya.
Secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2021, nilai ekspor produk perikanan mencapai 1,27 miliar dolar AS atau naik 1,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 dengan surplus neraca perdagangan sebesar 1,14 miliar dolar AS atau naik 0,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat sebesar 561 juta dolar AS (45 persen terhadap nilai ekspor total), China 171 juta dolar AS (14 persen), Jepang 138 juta dolar AS (11 persen), ASEAN 133 juta dolar AS (10,6 persen), Uni Eropa 62 juta dolar AS (5 persen), dan Timur Tengah 28 juta dolar AS (2 persen).
Sedangkan komoditas ekspor utamanya meliputi Udang sebesar 527 juta dolar AS (42 persen terhadap nilai ekspor total), Tuna-Cakalang-Tongkol 169 juta dolar AS (13 persen), Cumi-Sotong-Gurita 128 juta dolar AS (10 persen), Rajungan-Kepiting 103 juta dolar AS (8 persen), Rumput Laut 64 juta dolar AS (5 persen), dan Layur 22 juta dolar AS (2 persen).