Proyek dengan dana sebesar 831 juta dolar AS tersebut akan mulai beroperasi pada 2025 nanti. "Ini menjadi keuntungan bagi Indonesia di mana dengan adanya SGAR ini kita tidak usah mengirim dulu bijih bauksit ke luar negeri untuk dijadikan alumina sebagai bahan baku pembuatan aluminium," ungkap Hendi.
Inalum pun berhasil meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya, Indonesia Aluminium Alloy (IAA) yang kini sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dalam mendaur ulang aluminium.
2. PT Antam membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proses pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 98 perseny dan diharapkan bakal beroperasi pada akhir 2023.
Saat smelter feronikel Haltim tersebut sudah resmi beroperasi, dan diperkirakan akan menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan PT Antam menjadi 40.500 TNi.
3. PT Timah Tbk telah membangun smelter Top Sumberge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Dengan beroperasinya smelter TSL Ausmelt Furnace tersebut, dapat mendorong percepatan hilirisasi dalam negeri untuk konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas pertambangan.