Pada Januari 2020, harga saham Luckin Coffee mencapai rekor tertinggi 50,02 dolar AS per lembar. Angka itu naik tiga kali lipat dibandingkan harga IPO sebesar 17 dolar AS per lembar.
Imbasnya, Qian mendadak menjadi miliarder baru. Dia mengempit sekitar 15 persen saham Luckin Coffee. Charles Zhenyao Lu, mantan bos Qian, juga menjadi miliarder karena memiliki 24 persen saham Luckin.
Namun, skandar rekayasa laporan keuangan merusak reputasi Luckin Coffee. Pada 2 April 2020, investigasi internal perusahaan menyebut Qian bersama Direktur Operasional Jian Liu merekayasa laporan keuangan sehingga Luckin Coffee tercatat membukukan penjualan 310 juta dolar AS pada kuartal II-2019.
Qian dan Liu dipecat. Jinyi Guo yang menjabat sebagai Wakil Presiden Senior ditunjuk untuk menjadi CEO Ad Interim. Otoritas bursa China menggeledah kantor pusat Luckin di Xiamen untuk penyelidikan lebih lanjut.
Skandal itu menekan harga saham Luckin yang kinerjanya sudah tertekan wabah virus corona. Per 2 April, harga saham Luckin tinggal 6,4 dolar AS. Bahkan, pada 7 April, harga sahamnya tinggal 4,39 dolar AS alias anjok 75,57 persen dari harga tertingginya sebelum akhirnya disuspensi.
Kekayaan Qian pun merosot drastis menjadi 150 juta dolar AS. Nilai hartanya terus melorot setelah otoritas bursa AS membuka suspensi perdagangan saham Luckin.
Saat ini, sahamnya dihargai 1,39 dolar AS per lembar. Nasdaq berencana men-delisting paksa Luckin dari bursa saham AS karena mencoreng pasar modal.