Menurut dia, conveyor didesain memiliki kapasitas 1.000 ton per jam. Dengan adanya sistem ini, waktu pengisian batu bara (loading time) ke tongkang hanya berkisar selama 10 jam, dari 24 jam jika memakai mekanisme pengangkutan dengan truk. Selebihnya, hal ini juga akan memangkas biaya.
Akhir tahun 2023, IATA juga berniat untuk membuka 1 tambang berstatus izin usaha pertambangan (IUP), yang diharapkan dapat memacu produksi batu bara.
"Conveyor ini akan mengurangi penggunaan truk yang beroperasi di pelabuhan. Kita tahu truk masih berbahan bakar minyak, yang tentu harga BBM juga fluktuatif," tutur Suryo.