Sementara defisit perdagangan terbesar, berasal dari Tiongkok (2,16 miliar dolar AS), Thailand (0,40 miliar dolar AS), dan Singapura (0,36 miliar dolar AS).
Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2022 tercatat sebesar 19,16 miliar dolar AS, turun 14,29 persen dibandingkan dengan Desember 2021 (MoM).
Mendag mejelaskan, penurunan tersebut dipicu oleh menurunnya ekspor migas 17,59 persen dari 1,09 miliar dolar AS menjadi 0,90 miliar dolar AS. Demikian juga ekspor nonmigas yang turun 14,12 persen dari 21,27 miliar dolar AS menjadi 18,26 miliar dolar AS.
“Penurunan ini merupakan pola situasional ekspor Januari yang cenderung selalu lebih rendah dibanding Desember. Hal ini mengikuti pola musiman holiday blues, di mana pada tiga bulan pertama setiap tahunnya ada restocking dan pelambatan,” ungkap Mendag Lutfi.
Meski demikian, lanjutnya, ekspor di Januari 2022 mengalami peningkatan 25,31 persen dibandingkan dengan ekspor bulan Januari tahun lalu (YoY), yang dipicu oleh naiknya ekspor migas sebesar 1,96 persen dan ekspor nonmigas sebesar 26,74 persen.
“Kinerja ekspor Januari 2022 merupakan nilai ekspor awal tahun yang tertinggi selama ini. Hal ini merupakan pencapaian awal tahun yang menggembirakan bagi kinerja ekspor di bulan-bulan berikutnya,” tutur Mendag Lutfi.