Nita pun berusaha membuat terobosan bisnis agar usahanya kembali bangkit. Pilihannya membuat inovasi produk dan melakukan penjualan secara daring. Karena, untuk penjualan secara langsung seperti di mal, tidak bisa maksimal.
Melalui brand Swarga Flower Tea, sebuah produk teh kesehatan, dia mulai mencoba peruntungan. Dia ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki racikan teh berkualitas tinggi.
"Produk yang saya kembangkan Flower Tea. Teh ini punya khasiat bagus terhadap tubuh. Juga memiliki kemampuan menaikkan imunitas dan menyembuhkan berbagai penyakit lainnya, seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi, sakit mata, dan lainnya," tutur dia.
Secara tampilan warna, teh buatannya cukup unik. Misalnya, ada teh yang berwarna biru seperti minyak spirtus. Tetapi produk ini adalah gabungan antara teh khusus dan buah talang, yang dibuat dengan racikan khusus, sehingga berwarna biru. Bagi yang baru pertama minum akan merasa efek selalu buang air kecil yang menandakan terjadinya proses detoksifikasi.
Untuk produk ini, dia menyebutnya Banyu Biru. Sementara teh yang berwarna merah oranye dinamakan Kembang Mekar. Ada juga yang bewarna hijau disebut Green Miracle. Selain itu, ada produk lain, seperti Wedang Uwuh, Wedang Cinamon, dan lainnya.
Saat ini, selain dijual secara online, produknya telah masuk ke ritel, seperti Sogo, Blok M, dan lainnya. Produknya juga mulai menyasar ke sejumlah toko modern untuk dijual secara langsung ke masyarakat.
"Alhamdulilah kemarin baru ekspor ke Kanada dan telah dijual di Amazon. Sementara di Indonesia sendiri, banyak konsumen milenial yang menyukai teh ini karena alasan kesehatan," ujarnya.
Saat ini, Nita memproduksi sekitar 2.500 pouch per bulan dengan mempekerjakan karyawan tetap sebanyak tiga orang. Selebihnya menggunakan sistem kerja sama dengan petani untuk produksi bahan baku teh dan penyediaan bahan baku bunga.
Untuk pengelolaan keuangan, Nita mengaku mempercayakan kepada aplikasi buatan PT Telkom Indonesia QRen. Aplikasi ini mempermudah pelaku UMKM dalam bertransaksi dan mencatat semua aktivitas bisnis.
"Sekian memfasilitasi pelaku usaha menggunakan QRen, kami juga memiliki UMKM binaan. Targetnya, bagaimana mereka dibantu dan diarahkan agar tetap survive menghadapi pandemi ini," imbuh Executive Vice President Telkom Regional III Area Jawa Barat Sujito.