JAKARTA, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap ke depannya lebih banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk ke pasar modal Indonesia. Menurut data OJK, saat ini terdapat 23 perusahaan yang telah melakukan penawaran umum di pasar modal.
Tiga perusahaan melakukan penawaran umum berupa saham, sembilan perusahaan melakukan penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk, serta 11 perusahaan melakukan penawaran umum saham dan efek bersifat utang dan/atau sukuk.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menuturkan, selain adanya insentif pajak berupa penurunan tarif PPH badan sebagai perusahaan publik, akan lebih baik dengan masuknya perusahaan BUMN maupun anak perusahaan BUMN untuk melakukan penawaran umum di pasar modal. Tentunya hal tersebut akan dapat memperkuat finansial perusahaan, meningkatkan nilai perusahaan serta meningkatkan daya saing perusahaan.
“Yang pada akhirnya secara agregat perusahaan-perusahaan BUMN tersebut dapat memperkuat stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional mengingat fungsinya sebagai salah satu penyangga perekonomian nasional,” ujar Hoesen dalam Sosialisasi Penawaran Umum di Pasar Modal kepada BUMN, Selasa (22/3/2022).
Mengenai pencapaian perusahaan BUMN sebagai emiten di pasar modal, tercatat berdasarkan penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) pada tahun 2019 yang dirilis pada bulan Juni 2020, terdapat 5 emiten yang merupakan perusahaan BUMN yang masuk dalam kategori ASEAN Asset Class diantaranya dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
“Tentu hal menjadi poin positif dan modal awal untuk dapat mempromosikan perusahaan BUMN sebagai perusahaan publik yang terus berkomitmen meningkatkan standar dan etika contoh praktik tata kelola perusahaan terbuka di ASEAN khususnya,” kata dia.