JAKARTA, iNews.id - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali memangkas proyeksi permintaan minyak dunia pada tahun 2024. Hal ini mencerminkan data yang diterima pada tahun ini dan juga memangkas ekspektasi untuk tahun depan.
Mengutip Reuters, prospek yang lebih lemah semakin menandakan yang dihadapi oleh OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu seperti Rusia dalam menyeimbangkan pasar. Pada pekan lalu, OPEC+ menunda rencana untuk mulai memompa lebih banyak minyak setelah harga mencapai titik terendah pada tahun ini.
Pada hari Selasa, OPEC dalam laporan bulanan menyampaikan bahwa permintaan minyak dunia akan naik sebesar 2,03 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, turun dari pertumbuhan 2,11 juta bph yang diharapkan bulan lalu. Hingga bulan lalu, OPEC tidak mengubah perkiraan tersebut sejak pertama kali dibuat pada Juli 2023.
Adapun China menyumbang sebagian besar penurunan proyeksi terbaru karena OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan China menjadi 650.000 barel per hari pada tahun 2024 dari 700.000 barel per hari. Penurunan ini diakibatkan hambatan dari tantangan ekonomi dan peralihan ke bahan bakar yang lebih bersih.
"Ke depannya, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan tetap terdukung dengan baik. Namun, hambatan di sektor real estat dan meningkatnya penetrasi truk LNG dan kendaraan listrik kemungkinan akan membebani permintaan solar dan bensin di masa mendatang," tulis OPEC dalam sebuah laporan dikutip, Rabu (11/9/2024).
Harga minyak turun setelah laporan tersebut diterbitkan, dengan minyak mentah Brent diperdagangkan di bawah 71 dolar AS per barel, mendekati harga terendah sejak Maret 2023.
Terdapat perbedaan besar dalam perkiraan pertumbuhan permintaan tahun 2024 karena perbedaan pendapat mengenai China dan laju transisi dunia ke bahan bakar yang lebih bersih. OPEC masih berada di puncak estimasi industri dan masih harus berjuang keras untuk menyamai pandangan Badan Energi Internasional (IEA) yang jauh lebih rendah.