Kemudian pada 1989, Arnault membeli saham pengendali di LVMH, dua tahun setelah grup tersebut dibentuk dari merger antara Louis Vuitton dan Moët Hennessy. Dia pun menjadi ketua dan CEO perusahaan sejak saat itu.
Selama tiga dekade terakhir, Arnault telah mengubah LVMH menjadi pusat kekuatan barang mewah dengan 75 label yang menjual wine, minuman keras, fesyen, barang kulit, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, perjalanan mewah, dan menginap di hotel. Dia membuka toko Louis Vuitton pertama di China, tepatnya di Beijing pada 1992.
Pada Januari 2021, grup ini menyelesaikan akuisisi brand perhiasan ikonik AS Tiffany & Co senilai 15,8 miliar dolar AS. Ini merupakan akuisisi terbesar di industri barang mewah yang pernah terjadi.
Selain di fesyen dan kosmetik, Arnault juga melakukan ekspansi bisnis ke bidang perhotelan. Pada 2019, LVMH membelanjakan 3,2 miliar dolar AS untuk membeli grup perhotelan mewah Belmond, yang mengelola 46 hotel, kereta api, dan kapal pesiar.
Sebagai pengusaha, dia juga aktif di kegiatan sosial. Upaya filantropi Arnault dilakukan terutama melalui LVMH, yang memfokuskan perlindungannya pada seni dan budaya. Pada 2019, grup tersebut menyumbangkan 212 juta dolar AS untuk membantu membangun kembali Notre Dame setelah kebakaran besar melanda katedral Paris.
Meski Arnault telah lama memegang gelar orang terkaya di Eropa, tetapi pria berusia 73 tahun itu tidak seterkenal Musk. Dia juga tidak aktif secara pribadi di platform media sosial mana pun. Pada Oktober lalu, dia mengatakan bahwa dia menjual jet pribadinya karena dipermalukan di Twitter lantaran sering menggunakan pesawat itu.
Menurut Bloomberg, Arnault menikah dan memiliki lima anak. Empat di antaranya saat ini bekerja di LVMH atau salah satu perusahaan miliknya.