“Produk hutan bukan kayu memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan yang menjanjikan. Salah satunya adalah mengurangi penebangan pohon guna mengambil produk kayu hutan. Setidaknya terdapat 565 hasil hutan bukan kayu yang berpotensi untuk dimanfaatkan,” kata Alue.
Beberapa HHBK yang ditampilkan di Paviliun Indonesia adalah komoditas rotan, kemenyan, hingga madu. Dimana industri fesyen saat ini memiliki minat yang besar pada anyaman rotan, khususnya rotan Kalimantan.
Alue menjelaskan, alasan Kementerian LHK memamerkan kemenyan dalam World Expo 2020 Dubai, karena kini kemenyan banyak digemari oleh masyarakat luas termasuk di luar negeri, lantaran memiliki aroma yang wangi dan lembut, serta tidak mengandung alkohol.
Sedangkan, produk hasil kayu olahan yang dibawa ke Paviliun Indonesia salah satunya adalah radio kayu tropis. Olahan kayu ini diproduksi dari pohon yang tumbuh di Indonesia, mulai dari pinus, mahoni, hingga sonokeling.
“Ketiga pohon tersebut ternyata dapat menghasilkan resonansi suara yang sangat baik. Dengan desain yang antik, ternyata radio buatan daerah Temanggung, Jawa Tengah ini, berhasil menembus pasar global hingga mendapatkan berbagai penghargaan internasional,” ungkap Alue.