"Untuk sekarang modal yang dikeluarkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, di mana hal itu karena perizinan dan pengurusan kesehatan lumayan mahal dan belum lagi pengecekan dari daerah asal sapi dan di daerah sini (lapaknya)," tutur dia.
Adapun jumlah hewan yang dijual saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu, dia menjual sekitar 200 ekor, sedangkan tahun ini berkurang hanya sekitar 126 ekor.
"Saya kurangi, tahun lalu saya belanja 200 ekoran. Kalau sekarang 126 sekor, itu berkurang hampir 40 persenan karena kekhawatiran adanya PMK," ucap Darwis.
"Jadi kalau sapi tumbang dan untung kita enggak seberapa. Sapinya tumbang (karena PMK) itu perih kali diceritakan," imbuh dia.
Darwis pun berharap sapi yang dijualnya bisa terjual habis, meski keuntungan tahun ini bakal merosot dibanding tahun lalu.