Salah satu serikat pekerja terbesar di Prancis, CGT telah menolak untuk menerima persyaratan kesepakatan upah yang disepakati antara TotalEnergies dan dua serikat pekerja lainnya, CFE-CGC dan CFDT. Perjanjian tersebut mencakup kenaikan gaji 7 persen untuk 2023 dan bonus untuk semua karyawan yang setara dengan gaji satu bulan. CGT telah menuntut kenaikan gaji 10 persen.
Tetapi Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan, pemogokan itu tidak dapat diterima dan tidak sah karena kesepakatan upah telah dipenuhi dengan mayoritas pekerja.
"Waktu untuk negosiasi telah berakhir," katanya, dikutip dari CNN Business, Selasa (18/10/2022).
Dalam sebuah wawancara dengan France Inter, perwakilan CGT, Philippe Martinez mengklaim bahwa ribuan pekerja masih mogok. Ini bertentangan dengan pemerintah yang menyebut pekerja yang mogok hanya segelintir dan beberapa pekerja.
Menteri Transportasi Prancis Clement Beaune mengatakan kepada France Inter bahwa satu-satunya jalan keluar dari krisis adalah mengakhiri pemogokan. Sementara itu, para komuter dapat menghadapi kekacauan perjalanan selama berhari-hari jika pemogokan yang direncanakan di jaringan transportasi umum Paris dan bagian-bagian dari jaringan kereta api nasional tetap berjalan.
Beaune mengatakan, di daerah yang terkena dampak terburuk, hanya satu dari dua kereta yang akan beroperasi pada hari Selasa.
Adapun aksi protes di sektor industri akibat meningkatnya biaya hidup di Prancis, di mana tagihan listrik melonjak sebagai akibat dari pemotongan pasokan gas Rusia yang telah memicu krisis energi di Eropa. Pada hari Minggu, ribuan orang demo di pusat kota Paris untuk memprotes krisis dan kelambanan iklim.