JAKARTA, iNews.id - Pembangunan 961 unit rumah untuk warga Pulau Rempang, Batam, yang terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City akan dimulai dalam waktu dekat. Adapun proses saat ini telah masuk dalam tahapan lelang dan diperkirakan selesai pada akhir April mendatang.
"Pada prinsipnya, BP Batam berkomitmen jika pembangunan rumah baru ini bisa rampung. Terutama rumah untuk warga yang sudah pindah ke hunian sementara," ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait dalam keterangannya, Kamis (21/3/2024).
Ariastuty menambahkan, pembebasan lahan untuk pembangunan hunian masyarakat Pulau Rempang hampir sepenuhnya rampung. Saat ini, hanya tinggal 3 persil dengan luas 1,05 hektare dari luas keseluruhan, 93,87 hektare.
Di atas lahan untuk pembangunan hunian masyarakat Rempang, terdapat 46 persil dengan luasan 93,87 hektare yang digarap oleh warga. Sampai dengan per 8 Maret 2024, sudah 43 persil lahan seluas 92,82 hektare yang telah diserahkan kepada pemerintah. Hanya tersisa, sekitar 1,05 hektare lahan atau 1,12 persen lahan yang belum bebas.
Menurutnya, penggarap lahan yang menyerahkan tanahnya secara sukarela akan menerima sagu hati atau kompensasi atas penggantian lahan, bangunan hingga tanaman yang tumbuh.
Seluruh bangunan hingga tanaman yang tumbuh akan dihitung oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan sesuai dengan NJOP yang telah disepakati oleh seluruh FKPD Kepri serta FKPD Kota Batam. Setiap masyarakat, akan menerima sagu hati yang berbeda-beda. Sesuai dengan luasan lahan yang digarapnya selama ini.
“Setiap warga yang telah sepakat, langsung kita fasilitasi untuk pembukaan rekening dan menyelesaikan administrasi sagu hati yang akan diterima,” ucapnya.