"Jadi sebetulnya stok gula kita dalam negeri itu masih cukup. Kalau dari perhitungan saya, sisa gula 2 juta ton itu di tambah kurang lebih 1 juta ton, maka tahun 2023 ini akan ada volume gula 3 juta ton. Itu cukup untuk di konsumsi 1 tahun. Lantas produksi dari petani tebu di tahun ini akan dikemanakan," ungkap Soemitro.
Dia mengungkapkan, impor gula oleh pemerintah hanya boleh dilakukan apabila di dalam negeri kekurangan stok gula sehingga mau tidak harus ambil dari luar negeri.
Selain itu, bisa juga dilakukan untuk keperluan buffer stock. Misalnya pemerintah khawatir Indonesia akan menghadapi iklim yang tidak menentu atau resesi maka perlu buffer stock, sehingga perlu impor. Dalam melakukan buffer stock pun juga harus jelas skemanya.
"Yang harus dikasih juga harusnya lembaga pemerintah sebagai pelayan masyarakat jangan kita semuanya dikasih. Jadi siapa yang dikasih harus jelas," tutur Soemitro.
Kemudian alasan lainnya yaitu apabila di dalam negeri terjadi lonjakan harga yang sangat drastis. Karena pemerintah tidak memegang cadangan gula misalnya maka dari itu pemerintah mengimpor untuk menstabilisasikan harga.
"Sementara semua alasan itu di tahun ini tidak ada. Kita juga tidak ada kelangkaan gula," kata Soemitro.