"Dari kami sudah meluncur (diserahkan) ke Sekjen ESDM untuk di proses ke Pak Menteri," kata Tutuka Ariadji.
Rencana kedua adalah pelaksanaan studi MNK di seluruh WK aktif. SKK Migas diharapkan melakukan inventarisasi WK eksplorasi atau eksploitasi. Studi pada wilayah kerja tersebut untuk menentukan tingkat potensi MNK. Setelah diketahui potensinya, dapat langsung dilakukan pengeboran produksi.
Sedangkan rencana ketiga adalah pilot project produksi MNK di wilayah kerja potensial. Pemerintah menargetkan pilot project MNK dengan aturan baru sudah dapat dilakukan pada tahun ini.
"Pilot project harus dilakukan segera. Kalau tahun ini tidak bisa, paling tidak tahun ini sudah harus bisa menentukan lokasi pilot project di mana. Pemborannya di mana," tutur Dirjen Migas.
Dia menjelaskan, ada teknologi yang dapat digunakan untuk pilot project ini yaitu multi-stage fractured horizontal (MSFH). Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan dana komitmen kerja pasti atau cost recovery. Estimasi biaya per sumur sekitar 22 juta dolar Amerika Serikat.