JAKARTA, iNews.id - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mencatatkan pendapatan charter penerbangan tak berjadwal sampai akhir 2020 sebesar 77,2 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,1 triliun. Jumlah tersebut naik lima kali lipat atau setara 15,6 juta dolar AS dibandingkan pendapatan pada akhir 2019.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda, Prasetio, mengatakan charter penerbangan mengalami kenaikan sebesar 393.9 persen secara tahunan (YoY) pada 2020. Peningkatan signifikan terjadi pada kuartal IV 2020 dengan total pendapatan sebesar 30,3 juta dolar AS.
"Pendapatan carter penerbangan yang tidak berjadwal ini juga cukup baik potensinya yaitu telah terjadi peningkatan 25,4 juta dolar AS menjadi 30,3 juta dolar AS. Sehingga total untuk penerbangan carter sampai dengan 2020 mencapai 77,2 juta dolar AS, bila dibandingkan tahun 2019, meningkatnya cukup tajam hampir lima kali lipat yaitu 15,6 juta dolar AS," ujar Prasetio, dalam public expose, Kamis (19/8/2021).
Sementara pendapatan ancillary atau pelayanan penerbangan pada kuartal IV-2020 mencapai 9,4 juta dolar AS atau naik dari pendapatan di kuartal sebelumnya sebesar 7,3 juta dolar AS.
Meski demikian, secara tahunan, ancillary maskapai penerbangan nasional itu mengalami penurunan drastis sebesar 48,1 persen akibat pandemi Covid-19.