"Jadi yang impor dari luar negeri itu 638.000, lalu ada impor yang masih berada di mitra itu sebesar 401.000, jadi impor sudah lebih dari 1,5 juta ton, karena yang sudah didistribusikan 640 ribu," tutur Dwi Andreas.
Guru Besar IPB itu menambahkan, adapun negara-negara yang menjadi langganan impor beras Pemerintah adalah Vietnam, Thailand, hingga India. Adapun saat ini menurutnya sudah beras impor sudah masuk 1,5 juta ton. Hal itu untuk mengantisipasi adanya penurunan produksi petani lokal yang disebabkan karena musim kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino.
Dwi Andreas menambahkan pada tahun ini produksi beras Indonesia sendiri diproyeksikan bakal turun sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka tersebut setara dengan pengurangan produksi beras sebanyak 1,5 juta ton pada tahun ini.
"Kalau perkiraan saya penurunan produksi tahun ini 5 persen, apa makna 5 persen, maka produksi beras kita akan turun 1,5 juta ton, itu perkiraan kita, kalau berdasarkan ramalan BPS hanya 750.000 ton," pungkasnya.
Sementara itu, melansir laman resmi Bulog pada Juli 2023 cadangan stok beras Bulog ada sebanyak 750.000 ton. Kemudian, pihaknya mengklaim telah menyerap lebih dari 700.000 ton beras petani dalam negeri.
Tak cuma itu, telah ada juga impor beras sebanyak 1,6 juta ton dari total penugasan sebanyak 2,3 juta ton.