Keikutsertaan Indonesia pada SATTE ini menjadi kegiatan offline pertama setelah selama dua tahun tidak hadir secara langsung di Pasar India.
Antusiasme pengunjung terlihat dari tingginya interaksi para industri pariwisata Indonesia menjalin bisnis dengan pelaku industri India yang datang ke paviliun Indonesia.
Bali tetap menjadi primadona pariwisata Indonesia pada SATTE kali ini. Dengan mengangkat tema #It’sTimeforBali, Kemenparekraf/Baparekraf sangat serius mendorong pemulihan kembali ekonomi Indonesia pasca pandemi lewat sektor pariwisata. Dari 20 industri Indonesia yang menjadi co-exhibitor pada SATTE 2022, sebanyak 15 industri berasal dari Provinsi Bali.
“SATTE memang merupakan bursa pariwisata yang potensial. Selama hari pertama pameran, kami sudah banyak bertemu klien yang sebagian besar berasal dari kalangan kelas menengah ke atas,” ujar Sri Pramini dari Siva Bali Wisata.
Head of International Marketing PT Bintan Resort Cakrawala, Joanna Lee, salah satu industri yang ikut serta di Pavilion Indonesia mengatakan bahwa antusiasme selama 2 hari pelaksanaan SATTE sangat bagus dan pelaku pasar India siap untuk menjalin bisnis membawa wisman asal India ke Indonesia.
“Yang bisa saya katakan adalah Boom, semua sepertinya memang menunggu pertemuan bisnis seperti di SATTE ini setelah dua tahun, bertemu langsung dan memberikan update destinasi dan reconnect,” tambah Jonna yang baru pertama kali mengikuti bursa pariwisata SATTE.
Joanna menambahkan saat ini paket yang banyak ditanyakan adalah paket family leisure dan juga cruise. Untuk honeymooners, wedding, dan MICE ke pulau Bintan diharapkan segera dapat menyusul.
Selain membawa industri pariwisata Indonesia, Kemenparekraf/Baparekraf juga membawa barista yang menyajikan kopi Indonesia.
Menurut barista asal Medan, Sujonsen menyebut, dalam bursa pariwisata SATTE kali ini dia membawa biji kopi dari Gayo, Mandheling, Lintong, Toraja, Flores, Papua, Jawa, dan Bali.
“Kita menyajikan untuk pengunjung kopi espresso atau kopi hitam agar para pengunjung bisa merasakan cita rasa dari kopi Indonesia, tetapi juga beberapa pengunjung ada yang meminta untuk ditambahkan susu, sehingga kita buatkan kopi susu kekinian dengan flavour yang memang juga sedang tren di Indonesia,” kata Sujonsen.