Untuk itu, kata Roy, Aprindo tidak pernah mengeluarkan rekomendasi kepada para anggotanya untuk boikot atau menarik barang-barang produk Prancis. “Kita memang mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti yang disampaikan pemerintah, tapi Aprindo tidak pernah mau menyerukan ke anggota seperti apa yang dikatakan ormas atau LSM untuk boikot,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi), Adhi S Lukman menyayangkan adanya boikot produk Prancis tersebut. Pasalnya, pernyataan menghebohkan Macron tentang Islam disebut tidak ada kaitannya dengan bisnis.
"Sebaiknya kita jangan kaitkan politik dengan bisnis karena dunia usahanya tidak ada kaitan apapun dengan pernyataan Macron," kata Adhi.
Dia menyebutkan, aksi boikot produk Prancis ini akan berdampak merugikan jika Prancis maupun negara yang menyerukan aksi saling memboikot produk. "Pasti akan berpengaruh bila saling boikot. Kedua negara dirugikan," ujarnya.
Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Akhyar mengingatkan masyarakat aksi boikot produk Prancis harus dilakukan dalam koridor yang tepat dan tidak merugikan masyarakat. Dia melihat aksi boikot yang dilakukan masyarakat selama ini justru menyasar produk-produk yang diproduksi di Indonesia.
“Aksi boikot jangan sampai menimbulkan kemudaratan bagi pihak lain, terutama masyarakat kecil. Produk mahal seperti mobil, tas mewah, bolehlah. Tapi kalau produk-produk yang dibuat di sini, seperti Aqua, SGM dan lainnya, itu kan pegawainya di sini. Penjualnya pedagang kecil, boikot malah merugikan saudara-saudara kita sendiri,” kata Rafani.