JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan perseoran masih mengimpor sektor energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satunya LPG.
"Kita sebagai BUMN energi sebagian masih impor. Itu adalah sah-sah saja karena masih banyak negara yang tergantung impor. Bagaimana kita dapat menyediakan energi untuk masyarakat," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Selasa (6/10/2020).
Dia menyebutkan pihaknya mengimpor Liquid Petroleum Gas (LPG) sebanyak 70 persen yang dilakukan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
"LPG masih impor melalui PGN, Pertamina kemudian mendapat penugasan membangunan jaringan pipa gas. Hari ini sudah lebih dari 500 ribu sambungan rumah tangga dan terus akan kita tingkatkan 1 juta di tahun 2024," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, dia menuturkan, Pertamina mendorong energi terbarukan, seperti bio diesel, bio fuel dan bio avtur. Perusahaan juga mengoptimalkan geothermal sebagai bahan bakar pengembang geothermal dengan kapasitas terpasang lebih dari 1.000 MW.
"Sesuai tren ke depan Pertamina bersinergi dengan BUMN lain akan membangun ekosistem EV baterai. Ketika terjadi shifting fosil fuel ke electric vehicle dari Pertamina telah menetapkan transformasi bisnisnya sesuai pertumbuhan demand ke depan," ujar Nicke.