LONDON, iNews.id - Bandar udara terbesar dan tersibuk kedua di London, Bandara Gatwick, mengumumkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 600 pegawai. Jumlah tersebut merupakan seperempat dari tenaga kerjanya, akibat virus corona yang membuat jumlah penumpang berkurang hingga 80 persen.
“Pemangkasan pekerja ini adalah hasil nyata dari dampak pandemi Covid-19, yang telah menghancurkan industri penerbangan dan perjalanan udara hingga saat ini, dan kami belum tahu sampai kapan ini akan terus berlangsung,” ujar CEO Bandara Gatwick Stewart Wingate, dikutip dari BBC pada Kamis (27/8/2020).
Bandara Gatwick, hanya beroperasi sekitar 20 persen dari kapasitas biasanya hingga Agustus 2020, dengan hanya satu terminal utara yang dibuka. Pada bulan Maret lalu, bandara telah mengumumkan akan ada 200 pekerja yang harus dikurangi dan kemudian pihaknya memutuskan mengambil pinjaman bank senilai 300 juta pound sterling (Rp5,8 triliun).
Anjloknya jumlah penumpang pesawat membuat perusahaan ingin terus mengurangi beban biaya lebih lanjut. Diketahui, sekitar 75 persen pekerja Bandara Gatwick saat ini dalam skema stimulus cuti dari pemerintah Inggris yang akan berakhir pada bulan Oktober nanti.
Sementara itu, manajer regional serikat pekerja di London Jamie Major, mengatakan, 600 pekerja yang akan di-PHK berjumlah sekitar seperempat dari tenaga kerja yang dipekerjakan langsung di Gatwick. Menurut dia, ini adalah pukulan pahit bagi para pekerja dan menyoroti kegagalan kronis pemerintah dalam mendukung sektor penerbangan, meskipun sejumlah bantuan telah dijanjikan sejak Maret 2020.
Bandara Gatwick, yang dimiliki oleh Bandara VINCI dan Global Infrastructure Partners, sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Inggris tentang dukungan untuk industri penerbangan.
Pihaknya berharap, ada sistem baru yang memberikan kepastian kepada penumpang kapan mereka dapat bepergian dengan aman ke dan dari luar negeri.