SAN FRANCISCO, iNews.id - Raksasa perangkat lunak Amerika Serikat (AS), Salesforce mengumumkan langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.000 karyawan di seluruh dunia. Hal itu dimaksudkan untuk merampingkan bisnis perusahaan.
Padahal Salesforce baru saja melaporkan rekor laba serta pendapatan kuartalan. Kebijakan itu muncul sehari setelah Salesforce melaporkan pendapatan kuartal II 2020 naik 29 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5,15 miliar dolar AS (Rp75,4 triliun), dengan perolehan laba 2,63 miliar dolar AS (Rp38,5 triliun).
Efek dari resesi yang dipicu pandemi Covid-19 tak berdampak pada bisnis Salesforce, terbukti dengan perusahaan yang menaikkan perkiraan untuk penjualan tahunan. “Tidak ada pekerjaan seumur hidup di Salesforce, semuanya berbasis kinerja. Kami akan membuat perubahan untuk bergeser dan berkembang seiring dengan pergeseran pasar dan pergeseran pelanggan kami. Setiap tahun, Salesforce akan menyeimbangkan kembali 5-10 persen tenaga kerjanya untuk fokus pada bidang-bidang strategis,” ujar CEO Salesforce Marc Benioff, dikutip dari Bloomberg Kamis (27/8/2020).
PHK diberlakukan di belasan lokasi Salesforce di seluruh dunia seperti di Kanada dan negara lainnya. Juru bicara Salesforce mengatakan, karyawan yang terkena dampak PHK akan diberi waktu 60 hari untuk mencari pekerjaan baru di dalam perusahaan. Hal ini sebagai dukungan untuk mengakses sumber daya internal guna membantu mereka mencari pekerjaan.
Bahkan, bagi mereka yang tidak mendapatkan posisi baru, Salesforce akan menawarkan pesangon dan memberikan tunjangan selama enam bulan kerja. Dalam upaya perampingan bisnis, perusahaan akan memangkas pekerja di beberapa posisi yang tidak lagi masuk dalam prioritas ke depannya.