JAKARTA, iNews.id - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk merupakan salah satu perusahaan terbaik di Indonesia. Namun perusahaan ini sempat nyaris bangkrut dalam perjalanan bisnisnya.
Pendirinya adalah sepasang suami istri Siem Thiam Hie dan Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio). Mereka merintis usaha toko roti dengan nama Roti Muncul pada 1930. Di tahun itu, Rakhmat Sulistio juga mulai meracik jamu masuk angin yang kini dikenal dengan nama Tolak Angin.
Dengan bekal kemahirannya mengolah jamu dan rempah-rempah, pasang ini memutuskan membuka usaha jamu di Yogyakarta pada 1935. Kemudian pada 1940, mereka memasarkan jamu dalam bentuk godokan atau rebusan.
Pada 1951, pasangan suami istri itu mulai serius untuk memproduksi jamu dengan mendirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul, yang memiliki arti "impian yang terwujud". Mereka pun mengubah nama jamu tujuh angin menjadi Tolak Angin.
Pada saat itu, pabrik pertama perseroan di Jalan Mlaten Trenggulun, No 104 Semarang didirikan. Pabrik tersebut merupakan pabrik sederhana dengan jumlah karyawan yang tidak banyak. Kemudian, pada 1984, perseroan merelokasi pabrik tersebut menjadi pabrik yang lebih modern di Jalan Kaligawe, Semarang.
Namun, perjalanan bisnis pasangan ini tidaklah mulus. Pada 1972, Sido Muncul memiliki utang sebesar Rp46 juta yang pada saat itu merupakan nominal yang sangat besar karena penjualan jamu perseroan saat itu hanya Rp800.000.
Kemudian, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat yang merupakan cucu dari Rakhmat Sulistio berupaya untuk menyelamatkan perseroan dengan menghadirkan ide berupa program serta iklan yang membuahkan hasil. Perseroan membuat pil untuk wanita dan mengiklankan lewat radio. Sejak saat itu, angka penjualan naik hingga Rp12 juta per bulan dan berhasil melunasi utangnya setelah delapan bulan.