Pria kelahiran Toba Samosir itu mengatakan, alat tersebut rencananya akan diproduksi di dalam negeri dengan menggunakan teknologi yang dirancang oleh BPPT. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan beberapa komponen alat yang diimpor.
“(Alat) BPPT bagus kok. Kita aja yang selama ini tidak pernah pakai. Kita buat di sini. Boleh kita impor dulu (jika ada yang lebih canggih) tapi nanti harus transfer teknologi,” ucapnya.
Menko Luhut enggan mengungkapkan sumber pendanaan pembelian alat tersebut. Berbagai opsi pendanaan masih dipertimbangkan.
“Nanti kita lihatlah, bisa kita pakai APBN bisa kita pakai juga tawaran dari World Bank dengan Asian Development Bank, kita lihat mana yang paling baik,” ucap dia.
Dia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi bencana alam. Salah satunya dengan tidak merusak alat deteksi tru