Skenario pertama yaitu berat dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 38 dolar AS dengan kurs rupiah Rp17.500 per dolar AS. Dengan skenario ini, pendapatan Pertamina turun 45 persen.
Sementara itu, skenario kedua yakin asumsi ICP 31 dolar per barel dengan nilai tukar Rp20.000 per dolar AS.
"Jika sangat berat dengan (dolar AS) Rp20.000 itu (turun) 55 persen, itu sangat besar dampaknya," ujarnya