Atas pencapaian tersebut, dia menegaskan komitmen BRI untuk terus memberikan nilai ekonomi dan nilai sosial, utamanya terhadap negara dan masyarakat Indonesia. Sementara itu, di tengah kondisi perekonomian global yang mengalami perlambatan karena gejolak keuangan setelah kegagalan beberapa bank di Amerika Serikat (AS), BRI melihat kondisi tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik dengan potensi resesi sebesar 2 persen pada 2023.
Keyakinan tersebut berdasarkan prediksi BRI dengan menggunakan metode Markov Switching Dynamic Model (MSDM), yang memperkuat evaluasi dan analisa Bloomberg sebelumnya. Ini telah terbukti secara akurat pada kasus terdahulu seperti memproyeksi resesi di Indonesia pada ASEAN Financial Crisis 1998 dan saat pandemi Cobid-19 pada 2020.
Optimisme ini digambarkan dari kinerja perseroan hingga akhir kuartal I 2023 yang mampu mencatatkan laba secara konsolidasian (BRI Group) sebesar Rp15,56 triliun atau tumbuh 27,37 persen secara tahunan. Aset BRI Group juga meningkat 10,46 persen secara tahunan menjadi Rp1.822,97 triliun.
Sunarso menuturkan, prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik pada tahun ini.
"Kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12 persen dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM, khususnya mikro dan ultra mikro," ujarnya.